Pagi hari masih disambut dengan tandon dan air yang tidak
dapat menyala dengan baik di markas Tunas Hijau. Ini berarti kali kedua para aktivis belum
dapat merasakan sejuknya kucuran air. Cuci muka dan sekedar membasahi tubuh
dengn tetesan air yang tersisa menjadi pemandangan yang mulai biasa. Setelah
melakukan rutinitas pagi yang berbeda dengan biasanya, aku dan para aktivis
yang lain bergegas menuju warung belakang markas, warung yang menawarkan
berbagai menu masakan jawa.
Aktiftas berlanjut pada pembinaan
ecopreneur di sekolah SMP 15 surabaya, pembinaan kali ini berbeda dengan
biasanya, pasalnya anak-anak tim ecopreneur SMP 15 terbilang telat untuk
melakukan serangkaian challange yang di berikan oleh Tunas Hijau per pekannya.
Topik membahasan mulai mengerucut dari pemasahan beralih menjadi pembentukan
ytim ecopreneur yang solid dan kedepannya berjalan dengan lancar untuk
menyambut Surabaya Eco Shool 2015 yang akan launching sekitar bulan september
depan.
Guru SMPN 15 menunjukan karya anak-anak tim ecopreneur yakni, pin dari tutup galon bekas
Dengan pengarahan dari para
aktivis Tunas Hijau ahirnya SMP 15 mempunya semangat kembali dalam menjalankan
wirausaha lingkungannya, semangat tersebut terbukti dari ucapan anak-anak SMP
15 yang akan melakukan grebek pasar dan membuat kerajinan pin dari tutup galon
bekas, sehingga nama SMP 15 dapat dikenal dalam persaingan sekolah ecopreneur
ramah lingkungan Surabaya. kegiatan berlanjut pada malam hari yakni, setting
panggung di SMP 36 untuk persiapan lomba paskibra pada sabtu. (Rohman)
0 Comments